Paragraf Deduksi
paragraf deduktif adalah paragraf yang kalimat topiknya terletak pada awal paragraf. Istilah deduktif berarti bersifat deduksi. Kata deduksi yang berasal dari bahasa Latin: deducere, deduxi, deductum berarti ‘menuntun ke bawah; menurunkan’; deductio berarti ‘penuntunan; pengantaran’. Paragraf deduktif adalah paragraf yang dimulai dari pernyataan yang bersifat umum, kemudian diturunkan atau dikembangkan dengan menggunakan pernyataan-pernyataan yang bersifat khusus. Pernyataan yang bersifat khusus itu bisa berupa penjelasan, rincian, contoh-contoh, atau bukti-buktinya. Karena paragraf itu dikembangkan dari pernyataan umum dengan mengemukakan pernyataan-pernyataan khusus, dapatlah dikatakan bahwa penalaran paragraf deduktif itu berjalan dari umum ke khusus.
Sumber : http://sunarno5.wordpress.com/2008/12/02/paragraf-induksi-dan-deduksi/
Contoh :
Bangsa Indonesia masih perlu berjuang terus dalam mengatasi masalah kependudukan. Salah satu fokus dan perhatian yang layak diketahui masyarakat adalah mengenai tanggungan beban negara karena banyaknya generasi muda akan meningkatnya pendduduk usia lanjut. Ketika proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia dikomandangakan, 17 agustus 1945, oleh Soekarno - Hatta, jumlah jumlah penduduk kita sekitar 70 juta jiwa, sedangkan hasil sensus penduduk tahun 1961 berjumlah 97 juta jiwa. Sejak kemerdekaan hingga kini, penduduk indoenesia telah berkembang hampir 3x lipat, yakni 203, 45 juta jiwa.
Paragraf Induksi
kalimat topik terletak pada akhir paragraf, paragraf tersebut disebut paragraf induktif. Istilah induktif berarti bersifat induksi. Kata induksi yang berasal dari bahasa Latin: ducere, duxi, ductum berarti ‘membawa ke; mengantarkan’; inducere, induxi, inductum berarti ‘membawa ke; memasukkan ke dalam’. Lebih lanjut istilah induksi dijelaskan sebagai metode pemikiran yang bertolak dari hal khusus untuk menentukan hukum atau simpulan. Karena pernyataan khusus dapat berupa contoh-contoh, dan pernyataan umum itu berupa hukum atau simpulan, maka dapat dikatakan bahwa paragraf induktif itu dikembangkan dari contoh ke hukum atau simpulan.
sumber : http://sunarno5.wordpress.com/2008/12/02/paragraf-induksi-dan-deduksi/
Ciri-ciri Paragraf Induktif
- Terlebih dahulu menyebutkan peristiwa-peristiwa khusus.
- Kemudian, menarik kesimpulan berdasarkan peristiwa-peristiwa khusus.
- Kesimpulan terdapat di akhir paragraf.
- Menemukan Kalimat Utama, Gagasan Utama, Kalimat Penjelas.
Kalimat utama paragraf induktif terletak di akhir paragraf.
- Gagasan Utama terdapat pada kalimat utama.
- Kalimat penjelas terletak sebelum kalimat utama, yakni yang mengungkapkan peristiwa-peristiwa
khusus.
- Kalimat penjelas merupakan kalimat yang mendukung gagasan utama.
Jenis Paragraf Induktif :
1.Generalisasi
2.Analogi
3.Klasifikasi
4.Perbandingan
5.Sebab akibat
Contoh :
Pertanian yang dilakukan secara konfensional sudah ketinggalan jaman. Cara bertani konfensional ini dipandang tidak mampu meningkatkan produksi dan kualitas pangan jika dilihat dari tingkat kebutuhan pangan. Untuk mengatasi masalah ini sekarang sedang dikembangkan bioteknologi yang diharapkan mampu melipat gandakan produksi pangan sekaligus menigkatkan kualitasnya.
paragraf deduktif adalah paragraf yang kalimat topiknya terletak pada awal paragraf. Istilah deduktif berarti bersifat deduksi. Kata deduksi yang berasal dari bahasa Latin: deducere, deduxi, deductum berarti ‘menuntun ke bawah; menurunkan’; deductio berarti ‘penuntunan; pengantaran’. Paragraf deduktif adalah paragraf yang dimulai dari pernyataan yang bersifat umum, kemudian diturunkan atau dikembangkan dengan menggunakan pernyataan-pernyataan yang bersifat khusus. Pernyataan yang bersifat khusus itu bisa berupa penjelasan, rincian, contoh-contoh, atau bukti-buktinya. Karena paragraf itu dikembangkan dari pernyataan umum dengan mengemukakan pernyataan-pernyataan khusus, dapatlah dikatakan bahwa penalaran paragraf deduktif itu berjalan dari umum ke khusus.
Sumber : http://sunarno5.wordpress.com/2008/12/02/paragraf-induksi-dan-deduksi/
Contoh :
Bangsa Indonesia masih perlu berjuang terus dalam mengatasi masalah kependudukan. Salah satu fokus dan perhatian yang layak diketahui masyarakat adalah mengenai tanggungan beban negara karena banyaknya generasi muda akan meningkatnya pendduduk usia lanjut. Ketika proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia dikomandangakan, 17 agustus 1945, oleh Soekarno - Hatta, jumlah jumlah penduduk kita sekitar 70 juta jiwa, sedangkan hasil sensus penduduk tahun 1961 berjumlah 97 juta jiwa. Sejak kemerdekaan hingga kini, penduduk indoenesia telah berkembang hampir 3x lipat, yakni 203, 45 juta jiwa.
Paragraf Induksi
kalimat topik terletak pada akhir paragraf, paragraf tersebut disebut paragraf induktif. Istilah induktif berarti bersifat induksi. Kata induksi yang berasal dari bahasa Latin: ducere, duxi, ductum berarti ‘membawa ke; mengantarkan’; inducere, induxi, inductum berarti ‘membawa ke; memasukkan ke dalam’. Lebih lanjut istilah induksi dijelaskan sebagai metode pemikiran yang bertolak dari hal khusus untuk menentukan hukum atau simpulan. Karena pernyataan khusus dapat berupa contoh-contoh, dan pernyataan umum itu berupa hukum atau simpulan, maka dapat dikatakan bahwa paragraf induktif itu dikembangkan dari contoh ke hukum atau simpulan.
sumber : http://sunarno5.wordpress.com/2008/12/02/paragraf-induksi-dan-deduksi/
Ciri-ciri Paragraf Induktif
- Terlebih dahulu menyebutkan peristiwa-peristiwa khusus.
- Kemudian, menarik kesimpulan berdasarkan peristiwa-peristiwa khusus.
- Kesimpulan terdapat di akhir paragraf.
- Menemukan Kalimat Utama, Gagasan Utama, Kalimat Penjelas.
Kalimat utama paragraf induktif terletak di akhir paragraf.
- Gagasan Utama terdapat pada kalimat utama.
- Kalimat penjelas terletak sebelum kalimat utama, yakni yang mengungkapkan peristiwa-peristiwa
khusus.
- Kalimat penjelas merupakan kalimat yang mendukung gagasan utama.
Jenis Paragraf Induktif :
1.Generalisasi
2.Analogi
3.Klasifikasi
4.Perbandingan
5.Sebab akibat
Contoh :
Pertanian yang dilakukan secara konfensional sudah ketinggalan jaman. Cara bertani konfensional ini dipandang tidak mampu meningkatkan produksi dan kualitas pangan jika dilihat dari tingkat kebutuhan pangan. Untuk mengatasi masalah ini sekarang sedang dikembangkan bioteknologi yang diharapkan mampu melipat gandakan produksi pangan sekaligus menigkatkan kualitasnya.